Yogyakarta – Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Institut Islam Mambaul Ulum (IIM) Surakarta mengukuhkan eksistensinya di ranah akademik global dengan mengirimkan delegasi dalam 9th International Da’wah Conference (IDACON) 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sebanyak 6 dosen dan 4 mahasiswa dari FDK IIM Surakarta berhasil meloloskan dan mempresentasikan tiga artikel ilmiah orisinal dalam konferensi yang digelar di Grand Rohan Yogyakarta pada 2 Oktober 2025.
Keikutsertaan FDK IIM Surakarta ini menjadi bukti nyata komitmen Institut dalam menghasilkan riset berkualitas yang menjawab tantangan dakwah kontemporer, sekaligus memperkuat jejaring keilmuan dengan akademisi internasional.
Riset Inovatif yang Dipresentasikan
Tiga artikel yang dipresentasikan mewakili keragaman fokus riset di FDK, dengan komposisi tim yang melibatkan kolaborasi lintas program studi.
Riset pertama adalah Interplay of Speech and Meaning in Digital Da’wah (Keselarasan Makna dan Tuturan). Artikel ini mengupas strategi komunikasi dakwah di era digital melalui analisis tindak tutur (speech act) pada ceramah daring Adi Hidayat. Riset yang disusun oleh Faruq Alhasbi dengan mahasiswa KPI, Faticha Farach Adila dan Muhammad Hamam Alizky, ini berargumen bahwa bahasa dakwah bukan sekadar penyampai informasi, melainkan tindakan performatif yang membangun makna dan daya persuasif.
Temuan utama menunjukkan adanya tiga jenis tindak tutur, meliputi informatif (menjelaskan konsep), direktif (memberi petunjuk dan nasihat), dan persuasif (membangkitkan motivasi). Kombinasi strategis antara ketiga jenis tindak tutur ini menciptakan hubungan simetris antara tuturan dan makna, yang secara signifikan meningkatkan efektivitas dakwah digital dalam aspek kognitif, afektif, dan konatif audiens kontemporer.
Riset kedua adalah Exploring the Virtual Ummah: A Content Analysis of Social Media Engagement among Muslim Gen Z Communities (Pembentukan Umat Virtual). Fokus pada isu komunitas digital, artikel ini meneliti bagaimana media sosial, khususnya TikTok dan Instagram, membentuk “Umat Virtual” di kalangan Generasi Z Muslim. Berbeda dengan sebelumnya, Tim penyusun artikel ini melibatkan 2 dosen FDK, Muh. Mahsya Nawaffani dan Muh. Abyan Nugraha, berkolaborasi dengan Muh. Fajar Shodiq dari UIN Raden Mas Said Surakarta, serta 1 mahasiswi KPI, Hamna Muzayin.
Riset ini menggunakan analisis konten berbasis data untuk mengkaji praktik partisipatif—seperti kolaborasi, komentar, dan share—yang memfasilitasi komunitas daring yang inklusif. Secara konseptual, penelitian ini menggeser fokus dari strategi konten individual ke pembentukan komunitas kolaboratif (collaborative community building), memposisikan Virtual Ummah sebagai bentuk kohesi sosial baru di ruang digital.
Riset ketiga adalah Peace Preaching and Social Reconciliation in Post-Conflict Aceh (Dakwah Perdamaian dan Rekonsiliasi). Artikel yang disusun oleh tim besar dari Mohd. Reza Pahlevi, Yetty Faridatul Ulfah, Faruq Al-Hasbi, Siti Zaida Hanum, dan satu mahasiswa, Karnia. Riset ini memiliki bobot sosial-politik , mengkaji peran dakwah sebagai medium transformatif untuk rekonsiliasi dan pembangunan perdamaian di Aceh pasca penandatanganan MoU Helsinki 2005.
Melalui studi kualitatif, tim menemukan bahwa ulama dan institusi Islam setempat mengintegrasikan prinsip-prinsip Al-Qur’an seperti Rahmatan Lil-‘Alamin, pemaafan (afw), dan persaudaraan (ukhuwah) ke dalam dakwah bil hikmah dan dakwah kultural. Melalui ceramah dan kegiatan komunitas, dakwah di Aceh berfungsi tidak hanya mentransfer ajaran, tetapi juga memperkuat kepercayaan komunal dan menumbuhkan masyarakat yang damai dan berketahanan.
Kolaborasi Riset Dosen dan Mahasiswa: Inkubasi Peneliti Muda
Dari seluruh dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam riset ini, komposisi tim menunjukkan penekanan yang kuat pada pelibatan aktif mahasiswa dalam siklus penelitian, mulai dari perumusan ide, pengumpulan data, hingga penulisan artikel untuk publikasi internasional.
“Kami sengaja mendorong partisipasi mahasiswa secara mendalam, tidak hanya asisten melainkan partner riset. Jadi, mahasiswa bantu analisis juga. Ini adalah bagian dari upaya FDK IIM Surakarta untuk menginkubasi peneliti-peneliti muda yang siap bersaing di kancah global,” tegas Faruq Alhasbi, Wakil Dekan FDK.
Keikutsertaan sebagai presenter di IDACON 2025 ini menjadi pendorong bagi seluruh sivitas akademika FDK IIM Surakarta untuk terus menghasilkan karya yang relevan, berdampak, dan mampu membawa nama baik Institut di tingkat internasional.
